Jaminan Mutu Pangan, Pemprov Sumsel Dorong Sertifikasi NKV Bagi Peternak Ayam
PALEMBANG, SS.CO.ID -- Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru menargetkan semua peternak ayam di wilayah itu tersertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV).
Deru menjelaskan jika Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) merupakan jaminan kualitas dan keamanan pangan, khususnya produk hasil peternakan seperti daging, unggas, dan telur.
“NKV bukan sekadar syarat administratif, tapi alat kontrol penting untuk memastikan konsumen mendapatkan produk yang aman dan bermutu,” ujar Deru, Kamis (11/9/2025).
Menurutnya, sertifikast NKV sangat penting dimiliki oleh para peterbak agar pembeli yakin produk peternak kita bermutu.
“Pemerintah juga siap membantu administrasi, bahkan bila perlu jemput bola,” imbuhnya.
Selain itu, ketersediaan telur yang melimpah di Banyuasin seharusnya mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Sumsel.
“Dengan produksi sebanyak ini, mestinya tak ada lagi kasus stunting. Tapi semua butuh kerja sama, ssosiasi peternak harus punya target jelas,” ucapnya.
Kemudian, ia juga meminta peternak untuk terus menjaga kebersihan kandang guna mencegah masuknya penyakit.
“Edukasi dan pendampingan akan terus dilakukan Pemprov Sumsel agar kualitas produksi tetap konsisten,” tegasnya.
Selain Sertifikat NKV, Pemprov Sumsel juga memberikan Sertifikat Good Farming Practices (GFP), serta Sertifikat Bebas Residu Antibiotik dan Salmonella kepada peternak ayam petelur di Kabupaten Banyuasin.
Di tempat yang sama, Wakil Bupati Banyuasin, Neta Indian mengungkapkan bahwa produksi telur di daerahnya mencapai 400 ton per bulan, dan sekitar 80 persen di antaranya sudah berkualitas baik.
“Banyuasin saat ini menjadi penyangga pangan Sumsel. Bahkan, produk kami sudah masuk pasar Jawa Barat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Effendi mengatakan jika Kabupaten Banyuasin merupakan sentra ayam petelur terbesar di provinsi ini.
“Sumsel sendiri berada di posisi kedelapan secara nasional dalam produksi telur dengan surplus sekitar 250 ton per bulan,” katanya.
Ia menjelaskan, dari 70 peternak ayam petelur yang ada di Banyuasin, 17 di antaranya sudah mengantongi NKV.
“Kita targetkan seluruh peternak dapat tersertifikasi dalam waktu satu bulan. Karena ini momentum bagi para peternak untuk melangkah ke pasar global. Kita optimis sertifikasi ini dapat menjadi pintu masuk produk unggulan Sumsel ke pasar ekspor,” pungkasnya.

Post a Comment