PT Supreme Energi Disinyalir Penyebab Terjadinya Teror Harimau, 91 Hektar Hutan Lindung Habis di Eksplorasi

Wakil Bupati Lahat Menggelar Konferensi Pers.
LAHAT, SS - Sejumlah wilayah di Kabupaten Lahat saat ini tengah panik dengan teror Harimau yang bukan saja membuat para petani takut untuk berkebun, namun juga telah memakan korban jiwa.

Pihak Pemkab Lahat menyampaikan, teror Harimau yang terjadi sekarang diduga akibat aktivitas PT. Supreme Energi yang sudah mengganggu kawasan habitat si raja hutan tersebut.

Seluas 91 hektare hutan lindung di kawasan Bukit Barisan sudah habis demi ekplorasi geothermal, yang menjadi pusat pembangkit listrik tenaga panas bumi 2 x 110 megawatt.

"Jangan mengkambing hitamkan masyarakat pribumi karena membuka lahan kebun kopi terkait teror Harimau. Perusahaan jangan tutup mata dan harus bertanggung jawab dengan keadaan ini." tegas Wakil Bupati Lahat Haryanto, SE, MM saat konferensi pers di Ofroom Setda Lahat, Selasa (17/12/2019).

Haryanto menyebutkan, adapun daerah yang menjadi teror Harimau saat ini adalah Kecamatan Kota Agung, Mulak Ulu, Mulak Sebingkai, Pagar Gunung, Tanjung Sakti Area dan beberapa kecamatan lain di Lahat.

"Pemerintah akan membentuk Satgas untuk meredam teror Harimau ini, tentu pihak BKSDA akan diminta untuk memberikan pengetahuannya soal karakter harimau agar penanganannya dapat berjalan dengan baik," jelasnya.

Sementara itu, Kapolres Lahat melalui Kasat Binmas, AKP Zulfikar mengungkapkan, akan segera mengcroscek perizinan lahan yang digarap oleh pihak PT. Supreme Energi, apakah sudah sesuai izin yang diberikan ataukah ada pelanggaran.

"Jika melanggar izin tentu ada sangsinya. Tapi kita akan lihat dulu izin eksplorasinya," ungkapnya.

Sebelumnya, Humas PT. Supreme Energi, Tajudin, saat diminta tanggapannya terkait persoalan belum dapat memberikan penjelasan. 

Saat dikonfirmasi, Tajudin nampaknya seperti buru-buru untuk menutup pembicaraan lewat sambungan telepon.

"Nanti keterangnya saya kirim lewat WA ya," tutup Tajudin mengakhiri pembicaraan.(Fry)

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.