Guyub Lintas Partai, Turnamen Sepak Bola di Sumsel Ciptakan Demokrasi Tanpa Sekat


PALEMBANG, SS.CO.ID
- Sumatera Selatan (Sumsel) menorehkan sejarah baru dalam kancah politik Indonesia. Untuk pertama kalinya, sebuah turnamen sepak bola antar pengurus partai politik digelar, sebuah inisiatif yang sarat makna dan simbolis. Dibuka langsung oleh Gubernur Sumsel, H. Herman Deru, di Venue Baseball, Jakabaring Sport City (JSC) Palembang pada Kamis, 10 Juli 2025, turnamen ini bukan sekadar pertandingan olahraga, melainkan sebuah deklarasi nyata demokrasi yang guyub dan tanpa sekat.

Bayangkan, para pengurus partai politik dari berbagai latar belakang dan ideologi, yang biasanya beradu argumen di ruang-ruang debat politik, kini bersatu di lapangan hijau. Mereka, yang terbiasa berhadapan dalam dinamika politik yang kerap kali tegang, kini berdampingan, bahu membahu, mengejar satu tujuan: kemenangan timnya. Semangat persatuan dan sportivitas menjadi nafas utama turnamen ini.

"Ini bukan sekadar pertandingan bola, ini adalah pertandingan hati," tegas Gubernur Herman Deru dalam sambutannya. Beliau menekankan pentingnya menciptakan suasana yang riang dan penuh kegembiraan, sebuah kontras yang menyegarkan dari persepsi politik yang seringkali kaku dan terpolarisasi. Turnamen ini, menurutnya, menjadi media efektif untuk melebur sekat-sekat politik demi cita-cita bersama: pembangunan daerah. "Kita ini dari partai yang berbeda, tetapi kita harus tetap bersanding, bukan bersaing dalam membangun Sumsel," tambahnya.

Empat partai politik – Partai NasDem, PKS, PDIP, dan Golkar – berpartisipasi dalam turnamen tiga hari ini. Antusiasme para peserta begitu terasa, sportivitas dijunjung tinggi, dan semangat kebersamaan begitu kental. Tak hanya pemain, Gubernur Herman Deru juga mengingatkan para wasit untuk menjalankan tugasnya secara adil, menekankan bahwa keadilan di lapangan juga merupakan bagian penting dari pendidikan demokrasi.

Kepala Kesbangpol Sumsel, H. M. Alfajri Zabidi, menambahkan bahwa turnamen ini bertujuan untuk mengubah persepsi publik terhadap politik. "Kami ingin menunjukkan bahwa politik bisa ramah, santai, dan menyenangkan. Ini bentuk soft diplomacy antarpartai," jelasnya. Dengan total hadiah Rp 50 juta, turnamen ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin tahunan, sebuah kalender politik Sumsel yang lebih humanis dan mencerminkan semangat persatuan.

Turnamen sepak bola antar partai politik di Sumsel ini memberikan pesan yang kuat: perbedaan politik tidak harus menjadi penghalang untuk bersatu demi kemajuan bersama. Ini adalah contoh nyata bagaimana olahraga dapat menjadi perekat sosial, menumbuhkan benih-benih harmoni dalam demokrasi, dan menciptakan suasana politik yang lebih kondusif dan produktif. Semoga inisiatif ini menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk mengikuti jejak Sumsel dalam membangun demokrasi yang lebih inklusif dan guyub.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.